Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan ketika dihubungi Ghiboo, Jakarta, Jumat (2/3). Meski demikian, menurutnya, bukan berarti proyek mobil Esemka gagal total.
"Ini bukan gagal, hanya kendaraan Esemka itu belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh keputusan Kementerian Negara Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2009 tentang batas emisi gas buang kendaraan bermotor, sehingga kami belum bisa mengeleluarkan sertifikasi uji tipe untuk mobil tersebut," jelas Bambang.
Lebih jauh Bambang menjelaskan, mobil Esemka ibaru ini belum mampu membuang karbondioksida (CO) dengan ketentuan 5 gram per kilometer dan HC+NOx standar 0,70 gram/km.
"Mobil Esemka Rajawali emisi pembuangannya masih cukup tinggi yaitu CO-nya 11,63 gram/km dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/km," paparnya.
Kendati demikian, kinerja pembakaran dari mobil Esemka tersebut masih bisa diperbaiki sehingga memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.
"Semua itu masih bisa diperbaiki, dan kami tidak memberikan batas waktu untuk melakukan perbaikan. Kami tetap berharap, mereka bisa datang kapan saja," katanya.
Kegagalan ini menjadi yang kedua bagi mobil Esemka. Mobil kreasi anak bangsa ini pertama kali diuji emisi pada 2010 lalu.
No comments:
Post a Comment